Minggu, 17 Oktober 2010

Masyarakat & Greenpeace Restorasi Semenanjung Kampar


Masyarakat Teluk Meranti bersama Greenpeace, Jikalahari dan Yayasan Mitra Insani mulai melakukan restorasi atau pemulihan ekologi kaya karbon di Semenanjung Kampar, Riau, Sumatra. Kegiatan ini termasuk pembendungan kanal yang sudah dilakukan untuk melindungi gambut dan dimulainya penanaman sembilan ribu bibit pohon di areal gambut yang rusak dan rentan terbakar.

Masyarakat Teluk meranti yang tergabung dalam Forum Masyarakat Penyelamat Semenanjung Kampar (FMPSK) berinisiatif melakukan rehabilitasi yang selama dua bulan terakhir menyemai anakan bibit di pusat perlindungan gambut Teluk Meranti, Pelalawan.

Hari ini 6.000 bibit pohon akan ditanam oleh masyarakat dan aktifis Greenpeace untuk restorasi ekosistem Semenanjung Kampar. Dua minggu sebelumnya, masyarakat Teluk Meranti membangun dam di kanal di Tanjung Sesenduk dalam upaya melindungi gambut dari kekeringan dan kehancuran.

“Kami melakukan Restorasi Semenanjung Kampar karena kami ingin hutan ini lestari. Ketergantungan kami pada hutan bukan hanya untuk sumberkehidupan, tetapi juga untuk budaya. Restorasi ini adalah bukti bahwa masyarakat serius untuk perlindungan hutan. Pemerintah harus mendukung upaya ini dan mengambil tindakan untuk menghentikan penghancuran hutan dan kerusakan gambut,” kata Ketua FMPSK, Deli Saputra.

Sejak 2007, masyarakat Teluk Meranti bersama sejumlah LSM seperti Mitra Insani, Jikalahi dan Greenpeace setidaknya sudah membendung 23 kanal di Teluk Binjai dan Teluk Meranti untuk menghentikan pencemaran sungai dari kekeringan gambut. Demikian dalam keterangan pers yang dikirim Greenpeace kepada okezone di Jakarta, Kamis (22/7/2010).

“Penyelamatan Semenanjung Kampar ini sudah menjadi komitmen masyarakat sejak beberapa tahun terakhir karena pola kehidupan yang sangat tergantung pada hutan dan sungai yang ada di kawasan Semenanjung Kampar,” kata Direktur Mitra Insani, Zainuri Hasyim.

Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Rusmadya mengatakan, pemerintah Indonesia harus memberikan dukungan nyata kepada masyarakat dan sekarang adalah giliran Presiden SBY untuk menurunkan emisi gas rumah kaca Indonesia dalam aksi nyata di lapangan.

Greenpeace baru-baru ini menghentikan aktifitas ponton yang memuat puluhan ribu meter kubik kayu alam dari hutan Semenanjung Kampar oleh perusahaan bubur kertas PT RAPP untuk menyoroti bagaimana hutan Semenanjung Kampar hancur dan meminta pemerintah bertindak cepat untuk menghentikan ini.

Masyarakat sudah membuktikan dukungannya kepada presiden SBY dan sekarang saatnya presiden mendukung masyarakat di Semenanjung Kampar untuk menghentikan penghancuran hutan oleh APRIL.

Tanpa tindakan cepat oleh presiden untuk melindungi Semenanjug Kampar sebagai bagian dari moratorium nasional atas deforestasi dan perlindungan penuh atas gambut, penghancuran yang kini terjadi akan merongrong komitmen penurunan emisi Indonesia,” kata Rusmadya .
sumber : okezone.com

0 comment:

Posting Komentar

komen dulu hayuu !