Senin, 01 November 2010
Hari Kendaraan Umum
DKI Jakarta masih terbelit permasalahan lama yaitu kemacetan. Kemacetan seolah menjadi kutukan Ibu Kota Indonesia ini. Bayangkan saja berbagai cara sudah dicoba tapi kemacetan malah bertambah. Pengadaan bus Transjakarta busway pun belum cukup untuk mengurangi kemacetan malah banyak menimbulkan konflik.
Dalam dekade terakhir, langkah DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan adalah dengan membuat rencana pembangunan transportasi baru untuk warga DKI Jakarta. Transportasi tersebut antara lain, busway, subway, dan monorail. Namun, yang terealisasikan hanyalah bus Transjakarta busway. Lalu, nasib monorail hanya tinggal tiang-tiangnya yang terpajang di jalan Ibukota.
Permasalahan kemacetan ini belum dipahami terlebih dahulu oleh Pemda DKI Jakarta, terkesan mereka membuat solusi yang terburu-buru dan tidak efektif. Dilihat permasalahan dari kemacetan di DKI Jakarta pertama adalah karena angkutan umum yang tidak teratur sehingga menganggu lalu lintas. Kedua, warga DKI Jakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi sehingga jalan-jalan di Ibukota membludak dengan kendaraan. Ketiga, banyaknya galian setiap bulannya yang menganggu lalulintas.
Setelah melihat permasalahan dasar, yang paling mendominasi kemacetan adalah poin yang pertama yaitu angkutan umum yang tidak teratur. Pemecahannya sangat sederhana saja yaitu dengan membuat angkutan umum itu teratur. Tapi bagaimana merealisasikannya?
Pemecahannya ada di permasalahan kedua, yaitu warga yang lebih memilih kendaraan pribadi. Karena hal itu kendaraan umum sangat bernafsu untuk mendapatkan penumpang yang terbatas. Jadi, solusi awal untuk masalah kemacetan ini adalah dengan diadakannya hari “kendaraan umum seharian”. Maksud dari solusi ini adalah yaitu memberikan satu hari penuh tanpa kendaraan pribadi, jadi warga DKI pada hari itu diharamkan untuk menggunakan kendaraan pribadi. Siapapun itu, termasuk pejabat negara pun juga dilarang menggunakan kendaraan pribadi atau kantornya. Dengan begitu kita lihat bagaimana keadaanya apakah kemacetan masih akan berlangsung.
Dalam percobaan pertama mungkin dilakukan sebulan sekali tapi setelah dilihat keefektifitasannya dilakukan dengan waktu yang lebih sering lagi.
Permasalahan dari rencana ini adalah warga yang merasa tidak nyaman dengan kendaraan umum, ini menjadi catatan penting Pemda dengan menciptakan kendaraan umum yang nyaman dan aman.
Jadi yang harus dibenahi oleh Pemda adalah kendaraan umum yang lebih nyaman dan aman serta pembatasan kendaraan pribadi agar jumlahnya tidak terus bertambah.
Surya Rianto
Jurusan Ilmu Jurnalistik
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
sumber:okezone.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar
komen dulu hayuu !